Rabu, 04 Januari 2012

Maulana Syekh Muhammad Hisham Kabbani al-Haqqani ar-Rabbani q.s.


Syekh Muhammad Hisham Kabbani q.s. adalah seorang ulama dan syekh sufi yang berasal dari Lebanon. Beliau lulusan American University di Beirut dalam bidang kimia. Dari sana beliau melanjutkan studi kedokteran di University of Louvain, Belgia. Beliau juga meraih gelar di bidang Hukum Islam dari Universitas al-Azhar, Damaskus. Sejak usia 15 tahun, beliau telah menemani Syekh `Abdullah ad-Daghestani q.s. dan Syekh Muhammad Nazim al-Haqqani q.s., syekh agung Tarekat Naqsybandi yang mulia di masa ini. Beliau banyak melakukan perjalanan ke segala penjuru di Timur Tengah, Eropa, dan Timur Jauh untuk menemani syekhnya.
Pada tahun 1991 beliau diperintahkan syekhnya untuk pindah ke Amerika dan mendirikan yayasan bagi Tarekat Naqsybandi di sana. Sejak saat itu, beliau telah membuka 13 pusat sufi di Kanada dan Amerika Serikat. Beliau telah mengajar di sejumlah universitas, seperti: the University of Chicago, Columbia University, Howard, Berkeley, McGill, Concordia, dan Dawson College, demikian pula dengan sejumlah pusat keagamaan dan spiritual di seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Jauh dan Timur Tengah.
Misi dari Syekh Hisham Kabbani q.s. di benua Amerika adalah untuk menyebarkan ajaran sufi dalam konteks persaudaraan umat manusia dan kesatuan dalam kepercayaan kepada Tuhan yang terdapat dalam semua agama dan jalur spiritual. Usahanya diarahkan untuk membawa spektrum keagamaan dan jalur-jalur spiritual yang beragam ke dalam keharmonisan dan kerukunan, dalam rangka pengenalan akan kewajiban ummat manusia sebagai kalifah Tuhan di bumi ini.
Sebagai seorang syekh sufi, Syekh Hisham q.s. telah diberi wewenang untuk membimbing para pengikutnya menuju Cinta Ilahi dan menuju tingkatan spiritual yang telah digariskan Sang Pencipta. Latihan spiritual yang berat yang telah ditempuhnya selama 40 tahun di bawah pengawasan syekh besar dan syekhnya, telah menganugerahinya kecakapan yang tinggi mencakup kebijaksanaan, cahaya ilahiah, intelektual yang diperlukan seorang guru sufi sejati.
Misi Syekh Hisham q.s. yang jauh melampaui target di Amerika adalah kontribusinya yang unik terhadap usaha umat manusia dalam mencapai takdir tertingginya, yaitu kedekatan dengan Tuhannya. Usaha beliau untuk membawa kesatuan hati dalam gerakannya menuju Inti Ilahi merupakan warisan terbesarnya kepada dunia Barat.
Syekh Hisham q.s. adalah keturunan Rasulullah saw. baik dari jalur Ayah dan Ibunya (al-Hasani al-Husayni). Dari istrinya, Hj. Nazihe Adil yang merupakan putri Syekh Nazim al-Haqqani q.s., beliau dikaruniai 3 putra dan 1 putri, serta beberapa cucu yang semuanya menetap di Fenton, Michigan.
Beberapa posisi yang beliau duduki di Amerika saat ini antara lain: Ketua Islamic Supreme Council of America (ISCA), penasihat dalam Unity One, yaitu sebuah organisasi yang ditujukan untuk perdamaian antar-gang di Amerika, penasihat dalam Human Rights Council, penasihat dalam American Islamic Association of Mental Health Providers dan penasihat dalam Office of Religious Persecution, US Department of State.
Beberapa tulisannya yang telah dipublikasikan secara internasional antara lain: Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Tradition, Naqshbandi Sufi Way: the Story of Golden Chain, Angels Unveiled-Sufi Perspective (edisi Indonesia: Dialog dengan para Malaikat, diterbitkan Hikmah), Pearls and Coral, Encyclopedia of Islamic Doctrine (7 volume), The Permissibility of Mawlid, “Salafi” Movement Unveiled, dan The Approach of Armageddon? (edisi Indonesia: Kiamat Mendekat, diterbitkan Serambi).
Sejak tahun 1997, beliau telah beberapa kali berkunjung ke Indonesia dan sekarang telah memiliki ribuan murid yang tersebar di pelosok Jakarta, Sukabumi, Bandung, Pekalongan, Semarang, Tuban, Surabaya, Batam, Aceh, Padang, Bukittinggi, Bali dan lain-lain, yang semuanya terwadah dalam suatu keluarga besar Jemaah Tarekat Naqsybandi al-Haqqaniyah yang dalam keorganisasiannya dikelola Yayasan Haqqani Indonesia.
Sumber : Yayasan Haqqani Indonesia

Menguak Kisah Mbah Modin Asy'ari (Sunan Bejagung Lor)

kotatuban.com – Konon pada era imperalisme Eropa di Tanah Jawa, tak ada satupun orang-orang dari belahan dunia barat itu yang bisa memasuki kawasan Makam Modin Asngari di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding.  “ Orang-orang Belanda tidak bisa melihat apa-apa ketika masuk wilayah Bejagung,” cerita Kuntoha (63), Juru Kunci Makam Modin Asngari saat kotatuban.com,  mengunjunginya, Selasa (1/11).
Wilayah Bejagung pun tidak pernah terjamah penjajahan Belanda. Bahkan hingga masa clash II tahun 1948, keramat Tanah Bejagung masih bertahan. Tentara NICA yang mendarat di pantai Glondonggede dan berhasil menguasai kota Tuban, tetap tak mampu menjamah Bejagung. Bejagung pun tetap menjadi wilayah aman bagi para pengungsi dan pejuang. “ Jepang juga tidak bisa masuk. Malahan orang-orang Cina dulu juga tidak bisa masuk Bejagung,” kata Kuntoha.
Namun itu dulu. Sekarang, makam tokoh penyebar agama Islam yang memiliki nama Arab Syaikh Abdullah Imamuhdin Asy’ari itu tak lagi “haram” bagi orang asing. Kuntoha mengatakan, sudah beberapa kali dalam sepuluh tahun terakhir makam Modin Asngari yang lumrah disebut Sunan Bejagung Lor itu dikunjungi orang asing, warga Negara Amerika Serikat, Australia bahkan Belanda.  Warga keturunan Tiong Hoa yang dulu juga hampir tidak ada yang mampu memasuki situs makam itu, kini juga mulai banyak yang berziarah.
Kuntoha memandang keadaan itu bukan berarti karomah Sunan Bejagung Lor atau Syaikh Asy’ari sudah surut. Menurut Kuntoha, karomah itu berlaku saat Negara dalam kondisi dan situasi dibawah ancaman bangsa asing atau pihak-pihak yang berniat tidak baik terhadap masyarakat Tuban. Kuntoha bercerita, sebenarnya karomah Syaikh Asy’ari tersebut sudah berlaku sejak masa-masa akhir Pemerintahan Brawijawa VII di Majapahit, sebelum para penyebar Islam yang tergabung dalam Wali Songo yang tersohor itu muncul.
Gapura masjid Sunan Bejagung Lor, di desa Bejagung, Semanding
Saat itu Islam baru memulai perkembangannya di Jawa. Syaikh Abdullah Imamuhdin Asy’ari bersama kakaknya, Syaikh Ibrahim Ash-Shamarqandy, memutuskan menetap di wilayah Tuban dan menjadikan kadipaten terkemuka Majapahit ini sebagai pusat pengembangan dakwah Islam ke seluruh Jawa dan Nusantara. Syaikh Ibrahim Ash-Shamarqandy atau sering disebut Brahim Asmoro, memilih Desa Kradenan yang berada di pesisir timur kotaraja Tuban sebagai tempat bermukimnya, sementara Syaikh Abdullah Imammuhdin Asy’ari memilih tempat di dekat kotaraja Kadipaten Tuban, Mojoagung.
Nama Mojoagung sendiri, kata Kuntoha, berawal dari peristiwa datangnya Patih Barat Ketigo, utusan Majapahit untuk menguji ilmu Syaikh Imammuhdin Asy’ari. Harapannya, jika Syaikh Imamuhdin Asy’ari bisa dikalahkan, usaha dakwahnya yang dipandang mengancam pemerintahan Hindhu Majapahit bisa dihambat, atau bahkan dihentikan sama sekali. Patih Barat Ketigo merasa haus kala itu. Ia mendekati sebatang pohon kelapa dan dengan sekali goyang semua buah kelapa berjatuhan di tanah. Tapi ia harus merasa malu karena Syaikh Imamuhdin Asy’ari dengan kesaktiannya mampu merundukkan pohon kelapa dan memetik sebuah saja tanpa menjatuhkan buah lainnya.
Tak hanya itu, Syaikh Imamuhdin Asy’ari menasehati Barat Ketigo agar jangan tamak. Perut manusia hanya cukup diisi air sebanyak buah maja, tidak harus menjatuhkan seluruh buah kelapa. Syaikh Asy’ari kemudian mengambil sebutir buah maja seukuran bola tenis, lalu mengisinya dengan air. Anehnya, kendati telah diminum berkali-kali hingga perut Barat Ketigo kekenyangan, air dalam buah maja itu tak juga tandas.
Akhirnya, Barat Ketigo menyatakan kalah dan mengakui ketinggian ilmu Syaikh Asy’ari, lalu pulang ke Majapahit. Ia lalu menetapkan tempat tersebut dengan nama Mojoagung. “ Lambat laun menjadi Mojogung, Mejagung, terus berubah menjadi Mbejagung sampai sekarang ini,” kata Kuntoha.
Tetapi kepulangan Barat Ketigo dengan tangan hampa itu justru membuat Raja Majapahit marah besar. Mojogung atau Mbejagung tempat “pesantren” Syaikh Imamuhdin Asy’ari pun digempur dengan ratusan prajurit dengan mengedarai gajah. Mengetahui hal itu, Syaikh Imamuhdin Asy’ari mengambil sebatang ranting pohon dan membuat garis melingkari wilayah pesantrennya.
Atas karomah yang dimilikinya, pasukan bergajah Majapahit menjadi tidak melihat apa-apa saat mendekati Bejagung. Bahkan mereka bersama gajahnya mendadak menjadi batu karena ucapan Syaikh Asy’ari  saat menenangkan santri-santrinya yang ketakutan. “ Itu bukan gajah, le, tapi batu,” kata Mbah Asy'ari. Maka pasukan gajah itupun menjadi batu. Di selatan Bejagung itu ada tempat namanya watu gajah. Batu-batunya memang sangat mirip barisan gajah,” tutur Kuntoha.
Sejak itulah kawasan Bejagung tertutup bagi orang yang hendak berbuat tidak baik dan mengancam keselamatan masyarakat sekitarnya. “ Sekarang keadaan sudah damai, sudah tenang. Asal tidak berbuat macam-macam yang bisa menimbulkan kerugian banyak orang, silahkan datang ke mari,” pesan Kuntoha.
Peziarah
Dibanding Makam Sunan Bonang, Makam Sunan Bejagung Lor atau Mbah Modin Asy'ari ini memang kurang dikenal. Peziarahnya pun tidak seramai Makam Sunan Bonang. Kuntoha bilang, rata-rata pengunjung kurang dari 50 orang pada hari-hari biasa. Pada malam Jum’at Wage dan Jum’at Kliwon, pengunjung baru bisa dipastikan ramai. “ Kalau malam Jum’at Wage dan Jum’at Kliwon bisa sampai 300-an orang yang ziarah,” kata Kuntoha.
Karena itulah Kuntoha hanya dibebani menyetor pendapatan saat dua Jum’at itu pada Pemerintahan Desa (Pemdes) setempat. Dari total pendapat setiap malam Jum’at Wage dan Kliwon itu, Pemdes meminta 25 %, sedang sisanya menjadi hak empat Juru Kunci yang bertugas di situs makam tersebut, termasuk Kuntoha.
Sayangnya, Kuntoha enggan menyebutkan berapa pendapatan yang berhasil dikumpulkan setiap malam dua Jum’at tersebut. “ Lha wong hasilnya ndak bisa dipastikan. Orang yang ziarah kan seikhlasnya mengisi kotak-kotak amal itu. Ndak ada ketetapan harus ngisi sekian atau sekian. Jadi ya ndak bisa ngomong saya,” kata Kuntoha.
Kuntoha. juru kunci makam
Kuntoha sendiri mengaku sangat berharap situs makam yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Badan Perlindungan Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto tersebut mendapat perhatian serius dari Pemerintah setempat. Selama ini, menurut Kuntoha, perhatian Pemerintah hanya tertuju pada Makam Sunan Bonang.
Salah satu buktinya, tidak ada upaya mengarahkan peziarah yang mengunjungi makam Sunan Bonang sekalian berziarah ke Sunan Bejagung. Selama ini yang menjadi paket wisata religious disamping Sunan Bonang adalah Makam Syaikh Ibrahim Ash-Shomarqandy di Desa Kradenan, Kecamatan Palang, kakak Syaikh Imamuhdin Asy’ari.
Sementara makam Syaikh Imammuhdin Asy’ari sampai hari ini masih mengandalkan peziarah local, yang kebanyakan memiliki hajat tertentu semisal agar bisa laris dagangannya atau bisa lepas dari masalah-masalah keduniaan. Bahkan tidak jarang tempat ini menjadi arena sumpah pocong.
“ Makam Mbah Modin Asy'ari memang sangat mujarab untuk sumpah. Sudah sejak dulu tempat ini terkenal sebagai tempat bersumpah bagi orang-orang yang berperkara dan tidak terselesaikan,” jelas Kuntoha.

Sekilas : Dzikrul Ghofilin

Dzikrul Ghofilin Gus Miek Masuk Kampus

Tegal – Ada pemandangan yang tidak biasa di kampus Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, Ahad (27/3) lalu. Suasana kampus yang biasanya terlihat lalu lalang mahasiswa, kini terlihat berbeda. Sekitar 7.000 orang tumpah ruah di halaman kampus Jalan Halmahera memanjatkan doa yang dipimpin oleh KH Nurul Huda Jazuli, pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri.
Ribuah jamaah itu mengikuti rangkaian pembacaan doa Dzikrul Ghofilin yang dirintis oleh Gus Miek (alm.) dari Ploso Kediri dan telah berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Menurut rektor UPS, Prof Dr H Tri Jaka Kartana MSi, kegiatan dzikir bersama antara civitas akademika UPS dengan masyarakat dilakukan dalam upaya pembinaan moral sekaligus siraman rohani bagi civitas akademika dan masyarakat.

“Kehadiran para tokoh ulama diharapkan mampu memberikan taushiyah yang nantinya menjadi pijakan sehingga sethap langkah yang dilakukan berada di jalan sesuai ajaran Islam,” Tri Jaka di sela-sela kegiatan dzikir, belum lama ini di komplek kampus UPS Tegal.
Menurut Tri Jaka, manusia akan mencapai kebahagiaan yang hakiki kalau bisa menggabungkan antara kekuatan intelektual, religius dan akhlakul karimah, karena intelektual saja tidak cukup tanpa dibarengi jiwa agama dan akhlak yang mulia. Kalau ketiganya bisa dikawinkan akan membentuk insan kamil.
Jamaah yang hadir terlihat khusyu mengikuti pembacaan doa yang dipimpin oleh KH Nurul Huda Jazuli (Gus Da). Kumpulan dzikir Gus Miek itu ternyata membuat para jamaah antusias mengikuti terutama ketika lafadz “Lailahaillallah” dikumandangkan bahkan tak sedikit dari mereka meneteskan air mata tatkala doa-doa dipanjatkan.
Hadir dalam acara dzikir Dzikrul Ghofilin rektor UPS, Prof Dr H Tri Jaka Kartna, walikota Tegal H Ikmal Jaya SE, wakapolres kota Tegal kompol Sugeng T SH MH, ketua tanfidziyah NU kota Tegal Dr H Basukiyatno MPd, wakil rektor III Dwijoyo Hartoyo SH MH, Pembina UKMI M Khamim SH MH, Ki Entus Susmono serta ribuan masyarakat yang datang tidak saja dari kota Tegal tapi dari Kab Tegal, Brebes dan Pemalang.
Dalam tausiahnya Gus Da mengajak, supaya masyarakat kampus selalu ingat dan menjalankan sesuatu tidak semata-mata mengedepankan nilai ilmiah tapi juga religius. Keutamaan Al Qur’an hendaknya menjadi pijakan sehingga terbentuk karakter mahasiswa serta civitas akademika lainya yang adil, jujur dan bertanggung jawab.
“Saya merasa bersyukur dan terima kasih atas respon yang begitu besar dari civitas akademika dan masyarakat sekitar dalam acara Dzikrul Ghofilin. Semoga acara ini bisa menjadi media dalam proses pembentukan insan yang selalu mengedepankan nilai-nilai agamis. Tantangan yang begitu berat di dunia pendidikan, utamanya mahasiswa dalam mengadapi derasnya arus informasi yang kadang berdampak negative seperti pergauln bebas, narkoba dan seks bebas. Oleh karenanya kegiatan semacam ini diharapkan menjadi penyejuk dan pencerah bagi mereka yang sedang mencari jati diri,” katanya.

Guyon™


KISAH NYATA..!!!


KISAH NYATA!!
Semoga setelah mendengar cerita ini kita semua tertegur hatinya, disertai dengan memperbaiki akhlak,Amin..

Di Ternate ada seorang pemuda yang meninggal dunia,Dipandangan masyarakat pemuda ini semasa hidupnya adalah seorang yang nakal dan sering berbuat maksiat. Tapi masyarakt terkejut, karena terdengar lantunan ayat-ayat Suci Al-Qur'an dari dalam kubur, seakan tidak percaya dengan keanehan ini..
Karena suara itu selalu terdengar dari dalam kubur apabila hampir magrib & subuh..
Atas kesepakatan masyarakat,dibongkarlah kuburan sipemuda itu,setelah dbongkar..


TERNYATA..???!




HP ESIA HIDAYAH tukang gali kubur tertinggal didalamnya..
Wkwkwk.. :-D
Serius amat bacanya..

Andakah Mantan Kyai (Preman, Donk !!!) NU, Itu ??


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sholawat serta salam senantiasa kita haturkan atas Rasulullah Muhammad SAW.
Andakah
Mantan Kyai (Preman Donk !) NU Itu ???
Ada keengganan tersendiri dalam membuat postingan ini karena, hal ini sangat sangat berpotensi pada perpecahan (bukan lagi perbedaan). Apalagi bagi kami para generasi naruto yang sedang tertatih tatih mencari apa itu islam di belantara virtual, adalah ketololan dan kecerobohan ketika kita mencukupkan diri mencari Islam dari dunia (instan) internet saja, tanpa usaha untuk mengaji pada seorang 'Ulama di dunia nyata untuk mengajarkan kita ilmu yang nafi' fiddin waddunya wal akhiroh, yang mengajarkan kita dari alif-ba-ta hingga 'ulumul qur'an; dari masalah thoharoh hingga arkanu-sholah, shoum romadhon, zakat, hajji; dari ilmu hisab yang sekedar wa(+) illa(-) fii(x) min(:) yusawi(=) sampai ilmu hisab yang menyentuh faro'id dan falakkiyah. Di dunia nyata aja banyak koq kafirun manafiqun yang menyusup, apalagi di dunia maya.

Berawal dari ingatan saya pada kata-kata seseorang yang sudah saya anggap guru, ayah, kakak, dan sahabat dimana beliau pernah menulis gini :
====================================================================
Rekan-rekan muslimin wal muslimat,… kita semua tahu bahwa kaum munafikun bagaikan srigala berbulu domba mereka menyusup dalam segala sendi kehidupan yang bernuansa Islam. Secara garis besar penyusupan itu dibagi dalam 2 bagian yaitu penyusupan lewat syariah dan melalui aqidah sedangkan jalan yang ditempuhnya biasanya melalui celah sempit friksi antar golongan (baca: wadah /kelompok,) ada yang pura-pura jadi Islam Suni, Salafus Saleh, Syi’ah, Wahabi, NU, Muhammadiyah, Ahmadiyah, Persis, Tasawuf, Sufistik… dll.
=============================================================
Subhanallah,,, Alhamdulillah,,, dari sini saya semakin mantab bahwa Islamis Islam, tak ada Islam Sunni, tak ada Islam Syi'ah, tak ada Islam Wahhaby tak ada Islam Sufy, Tak ada Islam Salafy, yang ada hanya Islam.
Melalui postingan ini saya hanya ingin konfirmasi dari beberapa pihak yang terkait, sebenarnya ini berita basi (karena sifatnya berita, tentu saja waktu itu saya ga mau percaya gitu aja dunk). Dari Kang Org Awam malah saya dapatkan profilnya seperti ini,  
Koq disembah ?
Mana Imamnya ?

Ketika berkunjung ke Ustadz PA (salut kepada beliau yang tak lelah mengingatkan para praktisi metafisik yang menjurus perbuatan syirik), yang salah satu postingan membahas tentang beliau Ustadz Mahrus Ali yang "katanya" mantan kyai (baca : preman) NU. Loh koq preman ??? kan katanya mantan kyai, kalo mantan preman kan biasanya jadi kiai, truss kalo mantan kiai jadinya preman atau dukun dunk.

Berita2 seputar Ustadz Mahrus Ali membuat saya ingin mengkonfirmasi langsung kepada beliaunya, apakah benar beliau pemilik blog  .:: Mantan Kyai NU ::. adalah sebagaimana poto di atas ? dan lewat postingan ini saya hanya ingin tabayyun untuk menghindari fitnah aja.

Sekedar catatan, setahu saya tak ada seorang Kyai yang mengklaim dirinya sendiri sebagai Kyai. Biasanya panggilan tersebut berasal dari masyarakat. Jikapun anda merasa pernah menjadi Kyai NU tentu anda dapat menjawab pertanyaan2 yang biasa diterima oleh santri NU sebagai berikut : 


Pertama

Silahkan klik untuk memperbesar



Dalam Kitab Aqidatul Awwam kita bisa mengetahui tentang 20 sifat wajib dan sifat muhal bagi Allah Ta'ala, sifat wajib bagi Nabi dan Rasulullah, nama 10 Malaikat, nama 25 Nabi yang wajib diketahui, hingga nama2 Istri dan putra-putri Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kitab ini disusun dalam bentuk nadhoman. Berikut saya kutip 4 nadhom pertama sebagai muqoddimah, dan mohon dilanjutkan nadhoman selanjutnya....

1. Abda-u bismillahi warrohmaani   ::&::  Wabirrohiimi Da-imil ihsaani
2. Falhamdulillahi qodiimil awwali  ::&::  Al Akhiril baqii bilaa tahawwuli
3. Tsummash sholatu wassalamu sarmada  ::&::  'Alan nabiyyil khoiri man qod wahhada
4. Wa alihii wa sohbihi wa man tabi'  ::&::  sabiila diinil haqqi ghoiro mubtadi'
5. ................... ?
6. ................... ?




Kedua


Silahkan klik untuk memperbesar
Dalam Kitab Alala, kita dapat mempelajari adab seorang santri/tholab/ pencari 'ilmu. Sebagai mantan kyai NU anda musti hafal dunk ketika dwulu pernah ngajari santrinya. Mohon beritahu kami 6 syarat bagi pencari 'ilmu sesuai "term" dalam kitab ini. berikut saya scan  nadhomannya yang menerangkan hal tersebut.



Ketiga
Jika anda mantan kyai NU, tentu udah gledhekan (mahir) nahwu shorof sebagai penunjang untuk mempelajari tafsir Al Qur'an. Tentu juga mengenal kitab Amtsilatu Tashrif, kan ?. Selanjutnya, bisa nggak sih anda men-tashrif kalimah "salima". Baik secara tashrif istilahiy maupun secara tashrif lughowi. Kalo pada kalimah "salima" dirasa terlalu sulit tashrif-kan aja kalimah "dhoroba". Okey ?






Keempat
Silahkan klik untuk memperbesar
Pada kitab Hidayatul Mustafid (Kitab tentang  tajwid dengan metode tanya jawab), ada sebuah fasal yang menerangkan hukum dalam membaca isti'adzah (ta'awudz) dan basmalah (bismillah). Berikut saya scan halaman pada fasal tersebut. Mohon terangkan pada saya khususnya maksud dari soal dan jawab tersebut....

 





 Kelima

Silahkan klik untuk memperbesar
Pada kitab Syifa-ul Jinan (Kitab tentang tajwid dengan metode nadhoman), ada bab yang menerangkan mengenai hukum lam ta'rif dan lam fi'il, mohon penjelasannya. Berikut saya scan  halaman yang menerangkan bab tersebut untuk mempermudah penjelasan...



 





Keenam
Sebagai orang yang merasa pernah jadi mantan kyai NU tentu ketika sholat shubuh anda terbiasa dengan do'a qunut. Dalam kitab fathul mu'in, posisi tangan & telapak tangan yang benar ketika melakukan do'a qunut dikenal dengan istilah "mankibaih" (posisi tangan dalam berdo'a inilah yang membedakan kita ummat Islam dengan umat lainnya, jika ummat kristen-katholik menganyam jari2 tangan didepan hidung, ummat hindu-budha menyatukan kedua telapak tangan di depan hidung). Mohon dijelaskan apa yang dimaksud "mankibaih" tersebut ?

Ketujuh
Sebagai seorang muslimin Indonesia, harusnya anda bisa membedakan antara hisab (menghitung) dengan hisap (menyedot). Mengapa dalam postingan anda, anda menulis "hisap" sementara artikel yang anda copas jelas2 menuliskan dengan "hisab"







Jawaban anda sangat2 menjadi pertimbangan saya apakah anda benar2 pernah menjadi kyai NU ; pernah jadi santri NU ; atau hanya terkena penyakit asma (asal mangap) doank.

Terlepas dari itu, sangat saya hargai usaha anda untuk mengkritisi dalam segala hal. Namun perlu anda sadari bahwa kebohongan adalah awal kemunafiqkan, kesombongan awal dari kemusyrikkan. Jadi mohon jangan berbohong dalam menda'wahkan Islam, dan jangan sombong untuk mengakui sebuah kesalahan.


▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Sangat disayangkan, jika beliau Kyai Mahrus Ali (eh udah mantan ding...)
tidak merespon maupun mengklarifikasi setelah saya "mengetuk pintu" blognya.
Maka dengan ini saya berani menyatakan bahwa pemilik blog "Mantan Kyai NU"
hanyalah salah satu domba berbaju serigala (sok ngeluarin taring tapi melempem)
kafirun munafiqkun yang mencoba menipu ummat Islam yang masih dalam pencarian.
Kurang lebihnya mohon maaf. 
Semoga kita senantiasa mendapat taufiq dan hidayah Allah Ta'ala.

Mantan Kyai NU Ternyata Bukan Kyai NU

Mahrus Ali "Mantan Kyai NU" menggugat Sholawat dan dzikir musyrik.
 Di berbagai tempat di wilayah Indonesia beredar buku karangan seseorang yang mengatas namakan “Mantan Kyai NU” , kami  generasi muda NU sempat bertanya-tanya siapakah gerangan sang mantan Kyai itu,dari namanya kami sepertinya tidak asing lagi sampai ada yang menganggap apakah beliau KH.Mahrus Ali Lirboyo Kediri tapi bukankah beliau sudah wafat? siapakah "Mantan Kyai NU" itu?
  • Ternyata Pengarang buku ini sebenarnya bukan mantan kiai NU, apalagi pernah menjadi anggota atau menjabat di NU. Dia adalah Mahrus Ali seorang warga Tambak Waru Sidoarjo Surabaya Jawa Timur, Entah motivasi apa sehingga mereka selalu berbohong sebagai "Mantan Kyai NU" dalam setiap karangan bukunya,bukankah berbohong adalah suatu dosa? ataukah mungkin sudah kebiasaan mereka dalam da'wahnya selalu menghalalkan segala cara salah satunya dengan berbohong.
  • Kebenaran apa yang dapat kita peroleh dari buku karangan seorang pembohong,Apapun alasannya kebohongan adalah suatu keburukan sikap yang sangat di larang oleh Agama Islam, selayaknyalah kita menghindarkan diri dari perbuatan munafik dan bohong dalam tujuan apapun apalagi da'wah,sesungguhnya setan ada di balik niat jahat melalui tipu muslihatnya.
  • Kadang kala seseorang kalau sudah tidak suka pada sesuatu pasti akan selalu mencari kejelekannya terus menerus,ibarat benci pada seseorang,orang itu sedang ngaji atau berbuat baik yang lainnya juga tetap jelek bahkan ayam dia masuk kerumah kitapun di sambit,Apakah kita sudah mewarisi sikap setan yang merasa lebih baik dari adam atau Mungkin kita terlalu menggap diri kita paling benar? hingga untuk itu kebohonganpun dilakukan.
  • Marilah sampaikan Da,wah dengan kejujuran dan keikhlasan agar kita bisa belajar dari buku-buku islam dengan baik,jangan ajari kita berbohong atau menghalalkan cara dalam berdakwah,jujur bohongnya seseorang sangat mempengaruhi pandangan kita pada setiap tindakannya atau buah pikirannya juga karangannya.
Allah berfirman:

فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?” Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.” (Al-An’aam: 144)

Rasulalloh salallahuhu alaihi wasalam bersabda:
Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)

Inilah foto-foto Kegiatan Mahrus Ali 'Mantan Kyai NU" dengan Jama'ahnya :
















Mahrus Ali sedang khotbah jum'at di rumahnya









Sholat sandal tetap di pakai dan sujud tanpa alas sajadah

Mahrus Ali dengan Jama'ahnya